Bagan, Kota Tua Dengan Ribuan Pagoda dan Kuil (part 1)
Masih banyak sekali tempat-tempat
seru selama perjalan di Myanmar tahun lalu yang belum sempet di share di blog
ini. Daripada fotonya Cuma disimpen di hardisk mending di bagikan ke para
pecinta blog Credo haha.
Segala macam ukuran kuil ataupun pagoda tersebar di kota ini. |
Seorang bhiksu di Buledi pagoda pagi itu. |
Hampir setiap mengunjungi pagoda kita mendapatkan patung Buddha didalamnya. |
Myanmar puppet |
Oke, mari kita jalan-jalan ke
Bagan yang merupakan puncak dan juga alasan kenapa memilih Myanmar sebagai
destinasi vakansi-ku akhir tahun.
Bagan, sebuah kota tua di negara Myanmar. Tidak berlebihan di sebut kota dengan ribuan candi karena memang terdapat lebih dari 2000 pagoda, kuil, dan biara tersebar ditempat ini, dahulu
bisa mencapai 10.000 karena ada beberapa bangunan yang sudah rubuh akibat
termakan usia dan gempa. One of the greatest architectural sites in Southeast
Asia.
Gak ada bangunan tinggi menjulang, suasana masih cenderung sepi dan gak ada macet,
kendaraan bermotor juga tidak terlalu banyak. Alam yang masih segar ditambah
nilai sejarah di tempat ini sangat terasa. Masuk ke Bagan seolah-olah masuk
kedunia lain, suasana kota tua dan kesan “lawas” masih terasa. Terlebih ketika
kita melakukan tour di kawasan Old Bagan, keluar masuk pagoda atau kuil,
melihat aktivitas warga, dan mencicipi kuliner di sini membuat aku nyaman
dengan euphoria ini.
Malam itu aku dan Erick menunggu
bis malam (pilihan yang tepat untuk tidur di bis bisa menghemat biaya hostel
hehe) di Inle. Sekitar pukul 8 malam bis menuju Bagan tiba dan AC-nya dingin
banget pemirsa! Kita sempat berhenti sekali untuk makan malam dan udara di luar
kala itu cukup dingin. Sekitar pukul 3 pagi bis tiba di Bagan dan kami langsung
diserbu oleh supir taxi yang menawarkan diri untuk mengantar kami sampai
hostel. Setelah tawar menawar harga cukup alot, akhirnya kami mendapatkan taxi
untuk mengantarkan kami sampai hostel.
Tidak sedikit pagoda ataupun kuil di Bagan sedang dalam tahap perbaikan, mengngat usia dari bangunan yang sudah lebih dari ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. |
Patung Buddha dari yang ukuran besar, sedang, maupun kecil dapat kita jumpai di Bagan. |
Reclining Buddha di dalam kuil Manuha, yang panjang plus besar! |
Dua orang bhiksu sedang berbelanja di kawasan Shwesandaw pagoda. |
Untuk masuk ke kawasan Bagan
pengunjung diwajibkan membayar 20$ berlaku selama 5 hari dan tiket itu harus selalu
dibawa setiap melakukan tour di Bagan karena terkadang ada petugas yang
mengecek ketika kita akan memasuki kuil atau pagoda tertentu. Kalau tidak bisa menunjukan
ketika diminta petugas, maka kita tidak bisa masuk ke kawasan pagoda dan harus
membayar lagi $20.
Saat itu kami tidak langsung
meunju hostel, selain belum waktunya buat check in pagi itu kami memutuskan
untuk langsung melihat sunrise di sebuah pagoda. Supir taxi mengantarkan kami
sampai pagoda dan meninggalkan untuk kembali menjemput kami ketika sudah
selesai sunrise-an.
Pagi itu sekitar pukul 4 pagi,
kami sudah tiba di Buledi pagoda untuk sunrisean. Suasana masih sepi BANGET dan
gelap. Seiring berjalannya waktu beberapa pengunjung mulai berdatangan dan
makin lama pagoda buat kami melihat sunrise pagi itu penuh dengan wisatawan.
Inscription stone in Myazedi temple |
Tangga menuju puncak Shwesandaw pagoda, cukup curam dengan kemiringan hampir 90 drajat. |
Sunset sore itu |
Sisa-sisa warna merah dari matahari masih terlihat di dinding pagoda dan kuil. |
Tips untuk memotret sunrise atau
sunset di atas pagoda di Bagan:
- Datang lebih awal sekitar 1 jam sebelum waktu sunrise
- Tandai tempatmu ( bisa dengan tripod atau berdiri aja disana) dan jangan pernah beranjak dari spot itu ketika udah di dalam pagoda.
- Kalau dipepet orang, pertahankan spot itu dan minta mereka yang geser (pilihan mendirikan tripod sebagai tanda cukup efektif karena biasanya mereka yang otomatis tau klo spot itu ada yang menggunakan)
- Bawa minum karena biasanya pagoda yang jadi tujuan buat sunrise-an atau sunset-an bakalan rame wisatawan dan pasti berdesak-desakan.
- Terakhir, kalian harus kuat dan strong! Haha
Memang keren banget pagi itu
sunrisenya, Myanmar sepanjang bulan Oktober-Maret jadi favorit wisatawan
buat berkunjung. Sayang pagi itu langit Bagan gak dihiasi dengan balon udara
yang berterbangan, usut punya usut angin saat itu gak bagus buat balon udara terbang.
Tapi pagi itu tetep keren sunrise-nya.
Selesai sunrise-an kami langsung
menuju hostel di New Bagan. Setelah mandi dan ngecharge gadget, tidur merupakan
pilihan yang pas haha. Secara selama di bis gak begitu nyenyak tidurnya dan
gitu sampe Bagan langsung sunrise-an. Bangun udah jam 11 siang, perut
lapar dan nyari makan siang dideket hostel.
Cahaya lampu dari salah kuil di Bagan. |
Seorang bhiksu sedang membacakan doa-doa di kuil Ananda. |
Hari pertama di Bagan kami sempat
mampir ke Manuha temple, disini ada beberapa patung Buddha yang cukup besar dan
ada satu reclining Buddha atau patung Buddha yang sedang berbaring dan dengan
ukuran yang panjang, lebih dari 10 meter mungkin. Kemudian berkunjung ke Sein
Nyet pagoda, Nanpaya temple, Myazedi temple, ditempat ini ada sebuah
batu yang berisikan tulisan dari tahun 1113 dan menjadi the oldest stone
inscription di Myanmar.
Sekelompok pelajar sedang melakukan ziarah di dalam kuil. |
Salah satu sudut dari kuil Ananda, terlihat ada standing Buddha statue didalamnya. |
Setelah itu kami sempat
mengunjungi Sulamani temple, dimana ditempat ini juga terdapat patung Buddha
dan dari sisi bangunan tidak begitu besar ditambah kondisinya sudah agak sedikit rapuh di
beberapa sisi kuil. Masih ada beberapa kuil dan pagoda kecil yang kami
kunjungi saat itu.
Waktu udah menunjukan pukul 4
sore, kami bergegas ke Shwesandaw Pagoda untuk menikmati sunset. Matahari sore pada saat itu sangat
terik dan sepertinya sunset sore ini gak bakalan kalah keren
sama sunrise tadi pagi. Aku udah dapet spot buat motret, tripod udah dipasang, Erick
udah ada tempat buat bikin timelapse. Semakin menuju sunset suasana di
Shwesandaw makin rame dan beneran sampe desak-desakan di atas pagoda. Cukup hardcore
sore itu haha. Untungnya aku udah dapet tempat dan tripod jadi penanda, jadi
cukup aman lah. Klo mau motret disisi lain, minta tolong Erick buat jagain
tempat.
Sunset sore itu keren! Cuaca
cerah dan langit terbakar warna merah matahari. Puas banget motretnya.
Suasana udah cukup gelap, kami dan beberapa pengunjung masih di atas pagoda
untuk menikmati sisa-sisa warna merah dari matahari. Tiba-tiba ada seorang
pemuda naik keatas dan bilang sama kami kalau pagoda udah mau tutup jadi pengunjung
harus pergi meninggalkan tempat ini. Setelah membereskan peralatan kami
melanjutkan tour pada malam hari masih menggunakan sepeda listrik yang keren dan awesome. Tujuan kami selanjutnya adalah Ananda temple.
Semacam martabak tapi kulitnya lebih tipis dan isinya sayuran plus daging. |
Let's eat! |
Alasan ke tempat ini adalah
selama motret di Shwesandaw kami melihat kuil ini cukup megah dari kejauhan dan menurut
peta yang kami bawa kuil ini cukup terkenal di Bagan. Begitu sampai sana dengan
sepeda listrik kami yang keren dan awesome! Kami sampai dan mulai mengelilingi
kuil. Ada 4 patung Buddha yang cukup besar didalam tiap sisi kuil, ada beberapa bhiksu
yang membaca doa-doa, warga lokal yang berziarah atau berdoa dan wisatawan seperti kami
yang penasaran dengan Ananada temple.
Setelah berwisata didalam kuil
dan mengambil stok video dan foto, perut mulai lapar dan ternyata memang
mestakung! Persis disebelah kuil ada pasar malam dan seperti yang kita tahu
kalau ada pasar malam pasti ada kuliner khas tempat tersebut dan harganya murah
haha! Kami berkeliling disana membeli beberapa snack, buah buat dimakan di hostel dan makan malam disana
sekaligus.
Malam udah semakin larut, sekitar
jam 8 malam dan suasana sudah mulai sepi. Kami memutuskan untuk balik ke hostel, mengantisipasi kalau sepeda listrik kami yang keren dan awesome itu mogok
ditengah kegelapan Bagan karena baterai habis atau ada trouble haha.
Penampakan sepeda listrik yang keren dan awesome! |
Gak jauh sekitar 500 meter sebelum sampai hostel,
ada café yang cukup unik dan sepertinya kalau hari ini ditutup dengan satu
botol Myanmar beer bakalan sempurna sekali! Alhasil niat balik ke hostel
diurungkan sejenak dan menikmati snack plus satu botol beer dingin. Mantul
(mantap betul) gan!
Sampai hostel, mandi dan
melakukan ritual wajib nge-charge gadget dan transfer file foto atau video biar besok tidak panik soalnya mau melakukan aktivitas yang keren dan puncak dari
semua puncak perjalanan ini yaitu NAIK BALON UDARA DAN MENYAMBUT PAGI DI
BAGAN!!
Coming soon: Bagan, Kota Dengan Ribuan Pagoda dan Kuil (part 2)
Cheers,
idolak...
ReplyDeletehaha aku mah apa atuh. Makasih bung udah mampir!
DeleteMumumumumumumumu
ReplyDeletesehat mbak? haha
Delete