Warung Es Sido Semi

Akhirnya setelah beberapa kali gagal ke tempat ini, akhirnya Kamis 30 Juni kemarin berhasil mencicipi salah satu warung yang sudah berdiri cukup lama di Yogyakarta. Warung Es Sido Semi, yak papan itu tergantung di sebuah bangunan rumah kecil di Jalan Watu Canteng no. 2 Kotagede, Yogyakarta. Kata seorang pengunjung yang mengaku sudah sering ke tempat ini sudah ada sekitar tahun 50’an dan tempat ini masih sama dan bapak itu mengatakan warung ini merupakan salah satu warung terbesar di Kotagede pada masanya.

Photobucket

Sido Semi mempunyai arti “kerja keras yang menumbuhkembangkan hasil”. Karena pada masa awal warung ini dibuka Kotagede sedang Berjaya dengan kerajinan peraknya. Menu yang khas ada bermacam-macam, Es Kacang Ijo yang kalau aku dan temanku Lala mengatakan “rasanya goblok banget”. Jadi es kacang ijo dicampur ketan putih plus rasa jahe yang kerasa banget, nah lu bias dibayangin kan kayak apa rasanya? Tapi bener-bener unik dan bikin kenyang sih. Ada juga es buah, dan untuk mencampur rasa gula yang manis ditambah kayu manis, jadi emang bener seger rasanya. Kalau makanan disini ada Bakso lumayan buat ganjel perut, gorengan, krupuk, ampyang, beberapa makanan kecil.

Sambil menunggu pesanan datang, pengunjung bisa duduk di lincak yang sudah tersedia atau rebahan di lincak. Di dekat jendela juga terdapat kipas dari anyaman bambu untuk mengusi panas di siang hari. Mengingat jaman dulu belum ada kipas angin listrik maka di gunakan kipas dari anyaman bambu, dan tradisi itu masih dipertahankan sampai sekarang, jadi kalau kepanasan di warung ini nggak ada kipas angin, sudah tersedia kipas dari anyaman bambu untuk mengusir panas.

Photobucket

Photobucket

Untuk es kebetulan Cuma nyoba 2 rasa es kacang ijo plus es buah, tapi ada juga es coklat, es susu, es dawet, es teh, es sirup, dan es Limau. Nah buat es terakhir ini yang belum dirasain, sepertinya cukup legend karena botol-botol yang dipajang bentuknya unik dan cukup banyak, next time deh klo mampir ke Kotagede lagi.Untuk urusan harga masih sangat terjangkau deh dari harga 300 sampai 5 ribu rupiah.

Photobucket

Photobucket

Warung ini setiap hari selasa tutup, dan sudah tertera di di pintu masuk dengan tulisan “yen Sloso tutup”. Kalau dari buku yang aku baca Selasa dalam falsafah Jawa berarti selo-selo ning menungso, hari kosongnya manusia. Cukup di rekomendasikan untuk datang ke warung ini, sekedar nostalgia menikmati warung dikawasan Kotagede yang sudah terkenal sejak dahulu.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bagan, Kota Tua Dengan Ribuan Kuil dan Pagoda (part 2-end)

Mandi Lumpur Dalam Tradisi Mebuug-buugan

Vintage and Boho Style, La Laguna