Air Terjun Sekumpul: "Kok Baru Sampai Jam Segini?"


Gimana nih kabarnya sob!? Sehat kan, semoga selalu bahagia yes! :)

Okay postingan kali ini bercerita tentang piknik singkat ke air terjun Sekumpul. Sebenarnya ini dalam rangkaian jalan jalan bareng Ex Van Lith yang ada di Bali. Jadi aku dan beberapa temen-temen yang pernah sekolah di sebuah desa di Muntilan, Jawa Tengah itu bulan lalu piknik ke bagian utara pulau Bali. 

Tersebutlah 6 anggota yang berangkat dari beberapa angkatan yang berbeda, rencana awal kami mau ziarah ke Goa Maria Air Sanih (GOMAS), religius dikit lah jalan jalannya mumpung pas bulan Maria juga hahaha. 

Berangkatlah aku, mas Garbo, mbak Katrin, mbak Vita, Dhini, dan Desynta. Sebenernya kami masih belum tau habis dari GOMAS bakal kemana karena tanggung udah jauh-jauh sampai Buleleng masa langsung balik. Mungkin karena lapar belum makan siang. Kelar makan siang di Siobak Khe Lok Singaraja, kami memutuskan mau ke Taman Nasional Bali Barat karena belum pernah ada yang kesana jadi penasaran. 
Pemandangan yang cukup menarik unik di GOMAS :)


Dalam perjalanan ke Taman Nasional mulai galau karena jaraknya yang cukup jauh haha. Takutnya sampai sana udah kesorean dan gak bisa melakukan aktivitas, plus bisa jadi kemaleman balik ke Denpasar. 

Kami menemukan beberapa alternatif tempat piknik pertama ke pearl farm dan mampir ke Hatten winery, ternyata itu juga gagal haha. Akhirnya balik arah ke Air Terjun Sekumpul, waktu itu udah jam 4an sore dan sampai parkiran air terjun jam setengah 6 sore. Setelah parkir mobil di dekat rumah bapak kenalannya mas Garbo, kami masih harus jalan kaki untuk sampai ke air terjun. Si bapak sampai bilang "kok baru sampai jam segini?" dan beberapa orang yang aku temui di perjalanan menuju air terjun juga mengatakan hal yang sama. 

Wajar sih, bisa dibilang kami udah sangat telat buat memulai perjalanan ke air terjun, disaat beberapa orang yang kami temui dijalan sudah akan balik sedangkan kami baru akan jalan menuju air terjun haha. 


Air terjun Sekumpul terletak di desa Sekumpul, Buleleng, Singaraja. Waktu kami kesini menggunakan aplikasi maps, cukup mudah ditemukan karena tempat ini udah terkenal dan memang jadi tujuan wisata di Buleleng. Oia aku kurang tau berapa tiket masuk ke tempat ini secara waktu sampai loket udah tutup hahaha, mungkin sekitar 10.000 per orang (correct me if I wrong).
Video singkat Sekumpul Waterfall :)

Singkat cerita sampailah kami pada persimpangan (hati), dimana harus memilih kamu atau ikut kata orang tua (duuuhhhh hahaha). Jadi ada jalan bercabang pilih kiri atau kanan. Kami pun memilih jalur kanan yang berujung pada mundurnya mbak Katrin dan mbak Vita dari perjalanan, karena jalurnya terlalu curam, licin habis hujan dan buat kepeleset beberapa kali. Sisa 4 orang buat menuju air terjun. Makin di ikutin ternyata jalannya makin ancur, seperti ada longsoran tanah yang menutup jalan utama yang biasa dilalui wisatawan. 

Ternyata bener, jalur itu habis longsor dan menutup jalan utama. Kami harus merayap longsoran tanah buat sampai ke bawah, karena tanggung udah setengah jalan jadi sekalian aja lah daripada harus balik lagi. Udah telat juga. Harusnya kami belok kiri di persimpangan tadi, jalannya lebih manusiawi lah. 

Sayup sayup terdengar suara air dari kejauhan, kayaknya udah mau sampai nih. Ternyata bener, setelah menyeberangi satu sungai kami sampai di air terjun sekumpul. Yewww debit airnya sangat deras waktu itu. Ada dua sumber arus utama dan beberapa air terjun kecil di kanan kirinya. Keren banget dan air terjunnya tinggi, suasana sekitar juga adem dikerumuni daun daun hijau. Bisa dipastikan cuma ada kami berempat di tempat itu haha. 
Pemandangan air terjun dari atas, sendu
Cukup susah untuk mengabadikan gambar, karena gitu lensa kamera diangkat udah basah kena bulir bulir (cinta, awww hahaha) air yang terbang. Jadi sekali foto, lensanya di lap, sekali foto lensanya di lap, gitu terus sampai negara api menyerang. Apalagi bagi pengguna kacamata minus kayak aku, cukup annoying sih soalnya harus rajin rajin neglap kacamata yang basah haha. Gak terasa perlahan baju dan rambut mulai basah, karena kena cipratan dari air terjun. 

Gak menghabiskan waktu berlama lama di air terjun, karena udah jam 6 sore dan suasana udah mulai gelap biar gak kesusahan waktu naiknya. Aku juga gak ambil gambar banyak, cukup beberapa stock video dan foto. Dalam perjalanan turun tadi kami ketemu sama satu turis bule, doi masih ngambil beberapa shot foto atau video di bawah. Saatnya naik dan menaklukan anak tangga yang kejam! 

Default tiap air terjun di Bali sih, jalan pulannya selalu bikin betis cenat cenut dan paru paru mau meledak. Panjang dan tiada akhirnya (kayak perasaan ini kepadamu, aaaauuuuu). Dari atas tangga ini kita bisa ngeliat air terjun sekumpul, suasana sore itu cukup sendu. kabut udah turun, gelap mulai datang, air terjun pelan pelan ketutup kabut tapi cahaya di bawah masih keliatan. I really love this vibe! 

Makin jalan keatas beberapa air terjun di sekitaran daerah ini makin keliatan, aku ngeliat ada 5 titik air terjun di kawasan ini tapi kata warga sekitar ada 7 titik mata air terjun di kawasan ini. Mungkin kalau nyampe tempat ini lebih awal bisa mampir ke air terjun lainnya. 
Keringat dan basah air terjun jadi satu nempel di baju, makin terasa benyek ni baju haha. Ditengah perjalanan kami bertemu bapak bapak dan dia menawarkan ojek sampai ke parkiran mobil karena sudah semakin gelap. Tapi kami memilih jalan kaki, lagian gak jauh lagi dan treknya udah lebih manusiawi. 

Sekitar jam 7 kurang akhirnya sampai juga, setelah ngumpulin nafas, ganti baju yang benyek dan istirahat harus masih balik ke Denpasar pulak. Kami ketemu mas mas bule yang di bawah deket air terjun waktu istirahat di warung ternyata doi adalah traveler sejati baliknnya lebih malem dari kami! 

Jadi lebih baik kalau mau ke air terjun Sekumpul disarankan datang pagi sekitar jam 7 pagi, udaranya masih seger banget dan yang pasti pengunjungnya masih sepi. Terus bisa berlama lama di bawah, liat air terjun lainnya. Mau sih kalau diajak balik lagi ketempat ini cuma balik dari sini kayaknya milih jadi penumpang aja, habis trekking capek sob hahaha. 

Waktu itu sampai di Denpasar sekitar pukul setengah 10 malam, setelah makan malam iga sup babi. Perjalanan yang menyenangkan, capek sih tapi tetep seru! 

Cheers,


Comments

Popular posts from this blog

Bagan, Kota Tua Dengan Ribuan Kuil dan Pagoda (part 2-end)

Mandi Lumpur Dalam Tradisi Mebuug-buugan

Vintage and Boho Style, La Laguna