Jalan Panjang dan Berliku Menuju Bukit Pinggan

Perjalanan panjang dan cukup edan untuk sampai ketempat ini. Waktu itu aku pergi bareng dua kakak beradik Harry dan Haryo (mereka bukan kembar tapi saling mencintai haha) dan ini adalah kunjungan pertama kami ke Bukit Pinggan di Kinamanti, Bangli. Yes, kami akan ke salah satu spot yang paling sering dijadiin lokasi buat prewedding di Bali, hal ini terbukti pada saat itu ada 3 pasangan sedang melakukan foto sesi prewedding di Bukit Pinggan. Plus ini tempat buat para fotografer landscape buat berburu sunrise dan suasana pegunungan yang menakjubkan.

Pagi yang sendu
Sebut saja namanya Bunga
Kami berangkat dari Denpasar sekitar pukul 10an malam, karena pada saat itu tidak ada yang tau dimana lokasi pasti tempat ini. Jadi kalau tersesat setidaknya momen matahari tersebut tidak terlewatkan dan kalau menurut informasi yang didapat di internet, perjalanan dari Denpasar sampai ke Bukit Pinggan memakan waktu 2 jam, jadi mungkin newbie seperti kita ini paling nggak menghabiskan waktu 3-4 jam lah untuk sampai sana. 

Perjalanan awal cukup lancar, jujur aku pribadi gak paham malam itu kami pakai jalur yang mana dan kurang familiar, maklum kebanyakan tinggal di rantau gitu balik ke Bali agak disorientasi arah. 

Gak lama suasana udara sejuk pegunungan mulai kerasa, kayaknya udah mau sampai Kintamani dan sampailah pada moment galau gara-gara maps yang kita pakai tampak mencurigakan setelah jalan yang kami lewati kok agak horor.

Ternyata kami salah jalan dan berakhir dengan jalan yang super duper power metal core rock steady ancur banget!! Untung mobil yang kami gunakan masih sanggup menanggung beban dosa kami bertiga. Seharusnya bukit ini berada di balik Gunung Batur, tapi pada saat itu kami turun menuju ke arah Gunung Batur, ya namanya juga pemula. Tapi membawa kami lewat jalan yang seru dan ada cerita lah paling nggak buat anak cucu besok haha. 
Malam bertaburan bintang dan milky way
Ahhh suasana seperti ini yang bikin ketagihan dengan kegiatan yang saya sebut "menyapa alam"
Matahari pagi menyapa
Singkat cerita sampailah ke Bukit Pinggan, pada saat pukul sekitar pukul 3 pagi dan ada beberapa fotografer yang sudah stand by disana sambil motret bintang-bintang berikan cahyamu, bintang-bintang taburi kami malam ini (malah nyanyi!). Memang saat itu langit cerah banget dan bintangnya banyak banget! yang biasanya pake test shot buat nyari milky way, ini dilihat pake mata aja udah tau sebelah mana milky way saat itu. 

Sambil nunggu sunrise, kami udah nyiapin kompor parafin, kopi, teh, camilan buat mengusir dingin yang cukup menusuk sampai hati dan sanubari pagi itu. Ya semi camping lah waktu itu, karena buat aku pribadi cukup menikmati moment membuat minuman panas di tengah udara dingin pegunungan, jadi ngerasa anaknya adventure banget lah hahaha! 

Suasana permukiman warga di kaki bukit Pinggan
Tampak paling depan Gunung Batur, Gunung Abang, dan Gunung Agung 
Kombinasi warna hijau dan biru yang buat hormon bahagia semakin bertambah
Dari arah timur udah tampak cahaya matahari akan muncul, persiapan mengabadikan momen matahari terbit. Makin pagi ada beberapa pengunjung yang berdatangan, beberapa diantara para photo enthusiast dan pasangan yang akan melakukan prewedding. 

Mestakung! Cuaca pagi itu cerah sekali, bahagia rasanya bisa berada ditengah-tengah dinginnya udara pagi yang perlahan-lahan tergantikan dengan cahaya hangat dari matahari. Bukit Pinggan menarik buat dikunjungi. 

Siapin camilam ketika menunggu pagi datang siap tau aja kelaperan sambil nunggu sunrise (jangan lupa sampahnya dibawa pulang, karena sejauh mata memandang gak ada tempat sampah disana), sedia uang 30 ribu rupiah (mobil kalau motor kurang tau) buat parkir sekaligus retribusi. 

Matahari semakin meninggi dibarengin dengan semakin tingginya juga kelaparan perut pagi itu, pulang menuju Denpasar akhirnya mampir ke Nasi Ayam Kedewatan. 

Cheers, 

Comments

Popular posts from this blog

Bagan, Kota Tua Dengan Ribuan Kuil dan Pagoda (part 2-end)

Mandi Lumpur Dalam Tradisi Mebuug-buugan

Vintage and Boho Style, La Laguna