Merasakan Nyepi Kem(Bali)



Pertama kali dalam 9 tahun terakhir ngerasain nyepi di Bali (lagi).

Yak, sejak kepindahan saya ke Jogja buat mencari Kitab Suci, saya harus ninggalin Pulau yg sudah saya huni dari kecil. Banyak hal-hal keren disini yang bikin kangen, salah satunya Nyepi. Semua orang tau Nyepi dimana saat bagi umat Hindu buat “pergi” sejenak dari hingar bingar keramaian, merefleksikan sekaligus membuat resolusi agar hidup lebih baik lagi di tahun yang baru. 

 photo 2.jpg

 photo 1.jpg

Sebelum Nyepi dikenal dengan pawai ogoh-ogoh, dimana representasi dari dewa, butha, atau sosok lainnya digambarkan lewat patung yang kemudian di “arak” keliling desa atau jalan kota. Kalau di Bali sendiri saya paling kangen dengan ikut mengarak ogoh-ogoh, terkahir kali ikut 9 tahun tahun yang lalu. Untuk tahun ini tidak ikut karena setelah kedatangan saya kembali ke Pulau ini, saya tidak ikut proses membuat ogoh-ogoh. Sebenarnya diajak untuk ikut, tapi karena saya tidak ikut dalam proses pembuatan lebih baik saya memilih untuk tidak ikut ngangkat tapi ikut dalam euphoria dengan menonton pawai ogoh-ogoh di Puputan Badung dan dijalan menuju pulang (read: kejebak macet). 

Ogoh-ogoh sekarang sudah lebih modern disbanding dengan jaman saya dahulu, sekarang didominasi dengan sterofoam atau gabus, jadi membuatnya lebih mudah dan ringan. Jaman saya dahulu masih menggunakan kayu, gedeg, kertas semen, kawat berjaring, dan busa. Membuatnya lebih ribet dan hasilnya masih bisa bagus. Lain dulu lain sekarang, hehe.

 photo 3.jpg

 photo 4.jpg

Terlebih moment nyepi sendiri bagi saya sangat menyenangkan pada waktu kecil, karena namanya anak kecil yang masih sangat senang untuk bermain-main. Terkadang moment Nyepi kita gunakan buat bermain bola di jalan raya, mencari makanan atau uang di sesajen, dan berjalan disekitaran jalan raya. Kalau ketahuan pecalang (polisi adat) kita lari dan sembunyi. Jam 9 pagi, sudah ada teman yang dating kerumah ngajak main keluar, siang pulang makan, sore main lagi. Itu moment yang bikin kangen dengan Nyepi.

Ya bersyukur bisa ngerasain euphoria Nyepi di Bali, walau saya tidak merayakannya, tapi saya menghormatinya sebagai bagian dari kehidupan saya. Happy Day of Silence (Nyepi) to all Hinduism & Balinese people

Cheers!

Comments

Popular posts from this blog

Bagan, Kota Tua Dengan Ribuan Kuil dan Pagoda (part 2-end)

Mandi Lumpur Dalam Tradisi Mebuug-buugan

Drama Perjalanan di Bandung dan Piknik Tipis-Tipis (Part II)