CREDO

Pasca kepindahan gue dari Jogja ke Bali yang udah hampir setahun, ada beberapa hal yang gue kangen-in salah satunya pergi ke gig. Kalau di Jogja selain waktu yang masih luang, acaranya disana bisa dibilang cukup banyak mulai dari yang urusannya dengan kesenian, musik, foto, dan festival. Stand up comedy mungkin masuk kedalam list itu. Dulu waktu awal boomingnya stand up comedy sekitar 2011, bisa dibilang gue kena efek dari “trend” stand up comedy pada saat itu. Mulai yang nonton di tv, youtube, atau dateng ke acara open mic. Karena gue ngeliatnya ini sebuah trend baru dalam tertawa, plus agak bosan dengan becandaan yang itu-itu aja (if you know what I mean J ) dan jujur gue juga baru tau stand up comedy pada tahun itu juga. Sempet ngobrol sama om Imot juga tentang stand up comedy, jadi makin keranjingan. Tapi gue cuma sampai dalam tahap penikmat, bukan pelaku. Ada juga kan orang yang suka music, tapi dia milih cuma jadi pengamat music atau penikmat music dengan datang ke a

Akhirnya gue memutuskan buat ganti judul blog ini dari yang semula "I will tell you something" jadi "credo". Credo diambil dari bahasa latin yang kurang lebih artinya adalah, "Kepercayaan" karena ‘hal yang paling penting adalah sikap percaya’. Sesuatu yang sentral menurut gue dan sudah tidak dapat diragukan lagi (harusnya). Nggak bermaksud berfilsafat dengan pemikiran yang aneh-aneh karena memang gue tidak bisa melakukan itu, memasukan unsur agama kedalamnya lah, ataupun pemikiran subjektifitas manusia mengenai credo. Tetapi saya memandang "credo" sebagai sebuah keyakinan yang tidak bisa ditawar dalam semua aspek. Untuk percaya gue butuh berpikir, untuk percaya gue butuh proses, untuk percaya gue butuh dukungan, untuk percaya gue butuh komitmen, untuk percaya gue butuh bertanya, dan untuk percaya gue butuh jawaban. Semuanya masih dalam tahap berproses, sampai kapan pun gue tetep berproses. Tapi berproses yang diimbangi dengan berpikir

Kangen Jogja, semua hal dan semua orang yang berhubungan dengan Jogja. Semoga dapat segera bertemu.

Ternyata ada hal yang lebih aku khawatirkan dari kalimat "kapan nikah?", masih diseputar kata "nikah" itu sendiri. Ya, ada.

Sampai lupa dulu pernah mampir ke bangunan bersejarah di Indonesia, Lokananta. Sekarang cerita dikit yessss. Oia sebelumnya saya nggak bercerita tentang sejarah, permasalahan dan sebagainya, tulisan ini hanya sekedar kesan saya ketika berkunjung ke salah satu bangunan bersejarah di Indonesia. Bulan November 2012 kemarin, pergilah Calvin dan dua temannya ia adalah Diki dan Tita kemudian mereka berkunjung ke Studio Lokananta, Solo (kok malah kayak nulis dongeng). Yaps, studio yang di penghujung taun kemarin rame dibicarain orang karena bangunan ini sudah “dilupakan” masyarakat dan pemerintah, padahal banyak banget aset dan barang-barang berharga punya Indonesia yang disimpan disini. Akhirnya untuk membuat masyarakat sadar akan pentingnya studio ini beberapa artis sempat rekaman disini sebutlah White Shoes and The Couples Company, Efek Rumah Kaca, dan Glenn Fredly. Serta ada serangkaian acara yang dibuat untuk membuat Lokananta “hidup” lagi. Sebenarnya tujuan saya sendiri

Setelah kepindahan saya ke Bali hampir setengah tahun yang lalu, akhirnya saya merasakan camping juga! Yewww!! Tujuan kali ini adalah ke Danau Buyan deket Bedugul, baru pertama kali sih kesini biar dikata dulu besar di Bali, oia anggota kita kali ini ada 7 orang, Saya, lala, candra the local youth, mas bettam the chef, kak fani, nat2, sama mbak nina. Semenjak masuk dunia kerja, saya mulai menghargai yang namanya weekend dan hari libur. Harus dimanfaatin sebaik mungkin, biar dengan cara jalan-jalan atau doing nothing at home! Haha. Singkatnya gitu sampai sana, waw! Tempatnya oke pemirsah, bisa dibilang cukup lengkap untuk memanjakan mata dan bersantai. Mantabh!  Spot buat bangun tenda banyak, dengan pilihan view yang asik, untuk kayu bakar bisa beli disana, mau tracking di hutan? Ada, jalurnya juga seru! Suka foto sama video? Disini banyak spot buat ngumpulin koleksi foto sama video! Komplit lah, recommended! Sayang kemaren batre kamera mendadak drop dan akh

Howdy!! Udah sebulan lebih ni blog berdebu tanpa tuan, hehe. Kembali dengan cerita traveling lawas (iya lagi) dipertengahan tahun 2011 kemarin, lama benerrrrrr. Kali ini mari kita sedikit mengintip negara tetangga, Thailand  :) Sibuk dan ramai merupakan salah satu ciri geliat kehidupan di sebuah kota besar yang padat penduduknya. Berbagai macam cara dan usaha dilakukan untuk dapat terus bertahan, salah satunya dapat terlihat di seputaran Bayoke Sky Hotel. Gedung ini sangat terkenal di kota Bangkok, Thailand, karena disekitaran gedung banyak banget suvenir dan berbagai macam pakaian untuk wisatawan-wisatawan yang lagi berkunjung atau berlibur ke Thailand. Udah kayak Mangga Dua-nya Bangkok deh. Sebut aja Pratunam Market, Pantip Plaza, MBK Shopping Center, World Plaza adalah salah satu dari sekian banyak tempat berbelanja di kawasan ini. Ditambah lagi para pedagang di pinggir jalan yang menawarkan hal yang serupa. Tak heran jika setiap harinya begitu banyak warga Thai

Pertama kali dalam 9 tahun terakhir ngerasain nyepi di Bali (lagi). Yak, sejak kepindahan saya ke Jogja buat mencari Kitab Suci, saya harus ninggalin Pulau yg sudah saya huni dari kecil. Banyak hal-hal keren disini yang bikin kangen, salah satunya Nyepi. Semua orang tau Nyepi dimana saat bagi umat Hindu buat “pergi” sejenak dari hingar bingar keramaian, merefleksikan sekaligus membuat resolusi agar hidup lebih baik lagi di tahun yang baru.  Sebelum Nyepi dikenal dengan pawai ogoh-ogoh, dimana representasi dari dewa, butha, atau sosok lainnya digambarkan lewat patung yang kemudian di “arak” keliling desa atau jalan kota. Kalau di Bali sendiri saya paling kangen dengan ikut mengarak ogoh-ogoh, terkahir kali ikut 9 tahun tahun yang lalu. Untuk tahun ini tidak ikut karena setelah kedatangan saya kembali ke Pulau ini, saya tidak ikut proses membuat ogoh-ogoh. Sebenarnya diajak untuk ikut, tapi karena saya tidak ikut dalam proses pembuatan lebih baik saya memilih untuk

Lama banget ya, ga ngisi ni blog akhirnya kesampean juga. Postingan kali ini agak lawas sih, sudah setengah tahun lalu saya melakukan kegiatan ini. Karena satu dua hal saya belum bisa posting tema ini, tapi akhirnya setelah mendapat kepastian akhirnya bisa posting juga, bhihihik. Ini pengalaman pertama saya caving, sebelumnya pernah sih caving tapi cave tube di goa pindul hehe. Kalau caving yang ini bener-bener caving, kita harus turun pakai tali dan perlengkapan lainnya, bawa perbekalan, headlamp, dan perlengkapan yang mendukung buat caving. Seru dan pengalaman yang asik banget! Ready??  Goa Jomblang , perjalanan dimulai dari sini . D idepan yg ada pendoponya itu jalur wisata. Saya, Diki, Adit, dan Ino punya kesempatan yang luar biasa buat ngeliat salah satu “cahaya surga” terbaik di dunia, ya di dunia! Luweng (bahasa Jawa) atau Goa Grubug. Goa yang terkenal dengan ray of light alias cahaya surga dan vegetasi purba yang masih terjaga ini ternyata nggak main-main ca